Ilustrasi Siswa Membaca |
RUANG GURU--- Survei internasional dalam Programme for International Student Assessment (PISA), pencapaian Indonesia telah naik 21,2 poin dan berhasil loncat enam peringkat dari posisi sebelumnya.
Hasil tersebut dilihat dari tiga bidang yang diujikan pada anak usia 15 tahun, yakni sains, matematika, dan membaca di 72 negara. Meski mengalami peningkatan, rata-rata skor yang diraih siswa ternyata masih di bawah rata-rata Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).
Bahkan pada bagian membaca, peningkatan tak terjadi secara signifikan, di mana dari 396 poin di 2012 menjadi 397 pada 2015.
Kepala Pusat Pendidikan (puspendik) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Bapak Nizam, dalam konferensi pers hasil PISA, mengatakan akan melakukan analisa terkait penyebab melemahnya kemampuan membaca anak-anak.
"Kami bersama Badan Bahasa juga sedang menganalisis mengapa membaca ini masih lemah bagi anak-anak usia 15 tahun,"katanya.
Ia juga menuturkan bahwa soal dalam PISA terdiri atas bacaan panjang. Kemudian, pertanyaan yang diberikan mulai dari bersifat ekplisit hingga implisit sehingga siswa harus menyimpulkan sendiri.
"Umumnya yang eksplisit bisa menjawab, tetapi yang harus menyimpulkan apalagi bacaannya panjang mereka tidak bisa," ucapnya.
Nizam juga berharap perlu adanya peningkatan kemampuan membaca di tiap sekolah, dengan membiasakan membaca dahulu sebelum memulai pembelajaran.
"Ini yang akan diperbaiki di sekolah. Sudah ada membaca 15 menit sebelum belajar, walaupun sebenarnya itu masih kurang. Anak-anak sekarang cepat jenuh kalau membaca teks panjang,"tambahnya. (*)